Rabu, 27 Februari 2013

Dan aku Merasa, AKU tak dapat melihat dunia Lagi



Siklus bipolar terus berulang-ulang dengan intesitas tekanan yang semakin kuat, seperti lingkaran setan yang tak berujung. Kondisi kejiwaanku yang terus memburuk, sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hariku di manapun aku berada..


Kepercayaan diriku yang rendah serta ketidak mampuanku bergaul menambah beban berat pikiranku. Kondisi fisikku pun mulai terganggu. Aku mulai sering sakit-sakitan, sakit yang tak jelas sakit apa. Sakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikisku yang tak menentu. Aku berusaha sekuat tenaga mengatasi dan mengendalikan segala macam gejolak perasaan yang terus menggerogoti jiwa dan ragaku. Namun, walaupun sedikitnya aku sudah tahu apa yang terjadi dengan diriku dan bagaimana cara mengatasinya, dalam praktiknya ternyata tidak mudah, bahkan sangat salit. Kondisi kejiwaanku tak kunjung membaik.

Aku lebih suka menyendiri bersembunyi di belakang kenyataan, aku tak ingin bertemu dan berbicara dengan siapa pun. Karena dengan suasana hati yang tak menentu serta kekacauan emosi yang tak terkendali, aku sering bingung harus ngomong apa jika berhadapan dengan teman atau siapa saja. Aku tak bisa menata pikiranku sendiri, aku tak mampu menyusun kata-kata dan merangkai kalimat yang tepat untuk diucapkan. Kalaupun dipaksakan yang terucap hanya kalimat-kalimat pendek yang kadang tidak relevan dengan tema obrolan. Keadaan ini membuatku semakin ragu, malu dan kurang berani bicara di depan teman-temanku. Bahkan pada situasi tertentu aku sering gagap bicara. Saat berhadapan dengan seseorang  teman, aku khawatir mereka akan memandang aneh dengan sikapku, kata-kata, nada biacara, raut muka serta gerak-gerikku

Aku baru merasa sedikit lega saat jam kerja telah usai. Keluar dari kepenatan,. Dalam perjalan pulang, saat teman-temanku ngobrol dan bercanda, menceritakan pengalaman masing-masing hari itu, aku hanya diam membisu, bingung harus ngomong apa. Kadang tak sepatah kata pun terucap dari bibirku sampai aku tiba di rumah. Mungkin teman-temanku memandang aneh sikap dan gerak-gerikku, tapi mungkin juga mereka sama sekali tak peduli dengan keadaanku. 

Aku berusaha memejamkan mata untuk melupakan segala pikiran dan perasaan tak menentu yang berkecamuk di benakku. Saat tidur aku bisa melupakan sejenak gejolak perasaan dan segala keruwetan pikiran. Namun, dalam tidur pun aku sebenarnya tidak bisa tenang, karena mimpi-mimpi buruk selalu datang dalam tidurku. Aku tak pernah bisa benar-benar tidur pulas. Dalam semalam aku sering terbangun beberapa kali.  Namun gelapnya malam tak segelap dan sepekat suasana hatiku. Sering aku berharap-setengah berkhayal-malam tak segera berlalu dan pagi hari tak cepat datang, karena aku ingin melanjutkan tidurku. Aku berharap jarum jam akan berhenti berputar dan baru berputar kembali setelah kondisi jiwaku pulih. Aku tak ingin melakukan apa pun, aku tak ingin pergi kemana pun, aku tak ingin bertemu dan berbicara dengan siapa pun, aku tak ingin orang-orang tahu aku sakit. Dan aku tak ingin orang-orang, teman, sahabat dan keluargaku sendiri memandang aneh padaku, karena aku tak mampu lagi menyembunyikan gejolak perasaanku. Aku tak mampu lagi menata dan mengendalikan suasana hatiku sendiri, tak mampu lagi mengendalikan sikap dan tindakanku sendiri. Namun waktu tak pernah dan tak akan pernah mau kompromi dengan siapa pun. Jarum jam tak akan pernah mau berhenti barang sedetik pun! Kehidupan akan terus berjalan bagaimanapun dan seperti apa pun keadaanku.
Aku sadar, aku tak bisa hanya berbaring di atas tempat tidur, menyesali diri, meratapi nasib, mempersilahkan Tuhan dan mengharap keajaiban datang. Dengan segala kepedihan dan derita jiwa yang terasa semakin berat, membenamkan diriku semakin dalam, aku harus tetap melangkah dan terus melangkah, melanjutkan perjalanan hidupku. Walaupun harapan mulai meredup, masa depan tampak semakin kabur, dengan semangat yang tersisa, dengan akal sehat yang masih ada , aku bangun untuk memulai aktivitas sehari-hariku, melaksanakan tugas utamaku yaitu belajar dan bekerja...aaku ingin gapai segala harapan dan cita-ku...

Ku sadar..........

Saat ini aku sedang menghadapi tantangan hidup yang menurutku paling berat selama hidup yang telah kujalani. Diriku seakan terbawa arus sungai yang sangat deras.
Aku terombang-ambing, muncul dan tenggelam, terkait ranting, tergores duri dan terbentur batu. Pakaianku robek dan koyak, tubuhku penuh luka. Sesekali aku berusaha untuk meraih akar, pepohonan, batu, tapi semuanya rapuh! Tak ada yang bisa menolongku!
Semua orang tak peduli, tak mengerti keadaanku. Semua orang tak ada yang bisa menolongku. 

Dan sekarang aku harus berusaha sendiri, dengan kekuatan sendiri untuk menghadapi penderitaan dan tantangan hidup yang ada di hadapanku. 
Hanya kepada Engkaulah ya Allah, aku memohon pertolongan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan cuma bacaa, ayo comentt!