Senin, 01 Oktober 2012

Malam kelabu



Di malam yang sunyi, dirinya membawaku bersama dinginnya malam yang menusuk. Ia  membawaku hanya untuk sekedar mengucapkan kata perpisahan. Deru mesin roda dua yang terus melaju membawaku dalam lamunan panjang , membuatku merasa rapuh.

Malam semakin larut, kau dan aku membisu. Sepanjang perjalanan hanya lampu-lampu kota yang temaram mengiringi perjalanan ini. Di sudut-sudut jalan yang gelap, kembali kau dan aku membisu. Tak banyak percakapan diantara kita.

 

Tak ingin mengingat kata-katanya  tapi tetap saja bermain di isi kepalaku. Emosi yang bergejolak, menuntunku ke sebuah labirin panjang. Tak berpintu, tak berkaca, tak berujung dan tak bertuan. Menangis pun tak ada gunanya, karena hanya aku yang mampu keluar dari perangkap itu sendiri.

Ingatlah bahwa aku pernah mengatakan bahwa aku memilih untuk tersakiti, karena aku tak suka menyakiti orang lain. Wanita bermain dengan perasaan dan hati, memilih untuk tersakiti bukan  pula berarti hanya bisa menerima dan mengalah , namun menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan luapan jiwa dengan cara yang lembut dan berbekas.

 

Kulihat kearah langit luas, hitam pekat tanpa bintang. Entah apa yang ia pikirkan saat itu, aku tak bisa menerka apa isi hatinya. Biarlah malam itu jadi kenangan untuknya  dan untukku, kenanglah saat kau dan aku berdua. Kenanglah karena aku kan mengenangnya....

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan cuma bacaa, ayo comentt!