Malam kelabu
Di malam yang sunyi, dirinya membawaku bersama
dinginnya malam yang menusuk. Ia membawaku hanya untuk sekedar
mengucapkan kata perpisahan. Deru mesin roda dua yang terus melaju membawaku
dalam lamunan panjang , membuatku merasa rapuh.
Malam semakin larut, kau dan aku
membisu. Sepanjang perjalanan hanya lampu-lampu kota yang temaram mengiringi
perjalanan ini. Di sudut-sudut jalan yang gelap, kembali kau dan aku membisu.
Tak banyak percakapan diantara kita.
Tak ingin mengingat kata-katanya
tapi tetap saja bermain di isi kepalaku. Emosi yang bergejolak,
menuntunku ke sebuah labirin panjang. Tak berpintu, tak berkaca, tak berujung
dan tak bertuan. Menangis pun tak ada gunanya, karena hanya aku yang mampu
keluar dari perangkap itu sendiri.
Ingatlah bahwa aku pernah mengatakan
bahwa aku memilih untuk tersakiti, karena aku tak suka menyakiti orang lain.
Wanita bermain dengan perasaan dan hati, memilih untuk tersakiti bukan
pula berarti hanya bisa menerima dan mengalah , namun menunggu saat yang
tepat untuk mengungkapkan luapan jiwa dengan cara yang lembut dan berbekas.
Kulihat kearah langit luas, hitam
pekat tanpa bintang. Entah apa yang ia pikirkan saat itu, aku tak bisa menerka
apa isi hatinya. Biarlah malam itu jadi kenangan untuknya dan untukku,
kenanglah saat kau dan aku berdua. Kenanglah karena aku kan mengenangnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan cuma bacaa, ayo comentt!